Header Ads Widget

header ads

Sejarah Tahun baru Masehi

Sejarah Tahun baru Masehi Sejarah Tahun baru Masehi



Tahun baru Masehi merupakan perayaan yang merayakan pergantian tahun dalam penanggalan Masehi. Penanggalan Masehi sendiri didasarkan pada penanggalan Gregorian yang diperkenalkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582.

Sebelum penanggalan Gregorian, penanggalan yang umum digunakan adalah penanggalan Julian yang didasarkan pada penanggalan Romawi. Namun, penanggalan Julian memiliki ketidakakuratan dalam menghitung durasi tahun yang sebenarnya. Pada saat itu, pergantian tahun baru diisakan pada tanggal 1 Januari.

Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII mengeluarkan dekret yang mengubah penanggalan Julian menjadi penanggalan Gregorian dengan tujuan untuk memperbaiki ketidakakuratan dalam menghitung durasi tahun. Dalam penanggalan Gregorian, pindah hari ke-10 setiap 40 tahun. Selain itu, penanggalan Gregorian juga memindahkan perayaan Paskah agar sesuai dengan kejadian sebenarnya.

Pergantian tahun baru Masehi pada tanggal 1 Januari bukanlah hal yang baru. Sebelum penanggalan Gregorian, banyak negara dan budaya yang telah merayakan pergantian tahun baru pada tanggal tersebut. Namun, setelah penanggalan Gregorian diperkenalkan, penggunaan tanggal 1 Januari secara luas diterima dan diadopsi oleh banyak negara sebagai tanggal resmi untuk merayakan pergantian tahun baru.

Perayaan tahun baru Masehi biasanya diisi dengan pesta, kembang api, dan kemeriahan di berbagai belahan dunia. Orang-orang saling berjabat tangan, mengucapkan salam tahun baru, dan membuat resolusi untuk tahun mendatang. Selain itu, banyak juga negara yang menggelar perayaan khusus seperti parade dan konser-konser musik sebagai bagian dari perayaan tahun baru Masehi.

Tahun baru Masehi, yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Gregorian, merujuk pada perayaan awal tahun dalam kalender Gregorian yang saat ini digunakan secara luas di seluruh dunia. Kalender Gregorian diadopsi oleh Gereja Katolik pada tahun 1582 di bawah Paus Gregorius XIII sebagai pengganti kalender Julian yang kurang akurat.

Sejarah Tahun Baru Masehi dimulai pada zaman Romawi kuno. Pada awalnya, kalender Romawi hanya memiliki 10 bulan dengan tahun baru jatuh pada bulan Maret. Namun, pada tahun 46 SM, Julius Caesar memutuskan untuk mengadopsi kalender yang lebih akurat dengan menambahkan dua bulan baru (Januari dan Februari) sehingga tahun baru jatuh pada bulan Januari.

Perayaan tahun baru pada zaman Romawi kuno, yang dikenal sebagai "Kalends Januari", dianggap sebagai momen sakral dan penting di mana orang-orang memberikan persembahan kepada para dewa dan melakukan ritual keagamaan. Namun, pada Abad Pertengahan, Gereja Katolik mulai mengganti perayaan pagan dengan perayaan Kristen.

Perayaan tahun baru Masehi juga terkait erat dengan kisah kelahiran Yesus Kristus dalam tradisi Kristen. Pada tanggal 25 Desember, umat Kristiani merayakan Natal, yang kemudian diikuti dengan perayaan tahun baru pada tanggal 1 Januari. Perayaan tahun baru Masehi ini menjadi semakin populer di dunia Barat seiring dengan penyebaran agama Kristen.

Perayaan tahun baru saat ini melibatkan berbagai tradisi dan kebiasaan di berbagai belahan dunia. Beberapa tradisi yang umum termasuk pesta kembang api, kembang api, pemotongan kue, menyanyi lagu-lagu perayaan, dan membuat resolusi tahun baru. Tahun baru Masehi juga sering dirayakan dengan penuh semangat dan kegembiraan, dengan upacara-acara sembang dan mengamati kembang api di tengah malam tahun baru.

, serta transformasi dari tradisi pagan menjadi perayaan Kristen. Hari ini, Tahun Baru Masehi memiliki makna yang berbeda bagi setiap individu, tetapi tetap menjadi momen yang penting untuk merayakan masa lalu dan menyambut masa depan.

Posting Komentar

0 Komentar